Valentine's Day, Begini Muslim Menyikapinya

Hasil gambar untuk valentine dalam islam

Hati Mawar via  in Hukum


Kids zaman now pasti tau lah yaa tentang Valentine Day atau Hari Kasih Sayang. Yup, hari ini, 14 Februari tepatnya, dunia merayakan “hari kasih sayang” ini. Tapi, sebagai generasi milenial nih, jangan cuman ikut-ikut merayakan aja dong pastinya, cari tau dulu yuk tentang sejarah dan sudut pandang tentang “hari kasih sayang” ini ya..





Asal Mula Valentine Day
Ada banyak versi cerita mengenai asal-usul Valentine’s Day yang tersebar. Pada umumnya, kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala Bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 13-15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia merupakan rangkaian upacara pensucian i masa Romawi Kuno. Dua hari pertama akan dipersembahkan untuk Dewi Cinta (queen of feverish love) Juna Februata. Pada 13-14 Februari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak secara acak. Gadis yang kemudian namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan objek hiburan. Hari selanjutnya, 15 Februari tepatnya, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda mencambuk para gadis muda dengan tali yang terbuat dari kulit kambing dan gadis di sana akan berebut mendapatkan cambukan. Kenapa? Karena para gadis tersebut percaya bahwa cambukan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Setelah agama katolik masuk ke negara Roma dan menjadi agama negaranya, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mengganti beberpa nama tokoh untuk memberi kesan nuansa Kristiani, antara lain nama-nama gadis diganti dengan nama-nama Paus atau Pator. The Encyclopedia Britannica, sub judul L Chrostianity). Pada tahun 496 Masehi, Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan Nama Saint Valentine’s Day untuk menghormari St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia, 1998). Mengenai siapa St. Valentine dan bagaimana tewasnya masih menjadi perdebatan para tokoh.
Dikutip dari republika.co.id dan remajaislam.com, salah satu sejarah St. Valentine bermula dari berkuasanya seorang raja Romawi yang jahat bernama Claudus II Ghoticus pada abad ke-3 Masehi. Claudus II Ghoticus merupakan raja berambisi memiliki pasukan militer yang besar. Namun sayangnya, keinginan ini tidak didukung karena para pemuda di negrinya enggan berperang dan enggan meninggalkan anak dan istrinya. Hal tersebut membuat Claudius II marah dan melarang adanya ernikahan di negerinya. Menurutnya, jika pemuda tidak menikah maka mereka akan senang hati bergabung dengan militer.
St. Valentine pada saat itu adalah penndeta. St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya untuk menikahkan seorang remaja (prajurit) muda yang tengah menjalin cinta kasih. Sampai pada suatu malam, ia tertangkap sedang memberkati salahsatu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun St. Valentine tertangkap dan dijebloskan ke dalam penjara yang kemudian divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bagi pihak gereja, tindakan St. Valentine tersebut dianggap benar karena telah melindungi orang yang menjalin cinta. Sebagai apresiasinya, tercatatlah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang bagi umat kristiani.

Mirisnya Budaya Valentine
Guys, sadar atau tidak, budaya valentine ini sudah menggeser budaya kita yang ketimur-timuran, lho. Mirisnya, hari Valentine malah memberi dampak negatif untuk bangsa kita. Coba kamu masuk ke supermarket di hari-hari mendekati hari valentine. Jangan heran kalau mereka memasang banyak kondom  yang terjual. Ada yang beli? Banyak! Menurut Haikal Atiq Zamzani, Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur mengungkapkan dalam kurun waktu 2-3 hari menjelang Valentine’s Day terjadi lonjakan pembelian alat kontrasepsi yang signifikan. Bahkan penulis menemukan artikel di Tribun Manado pada tahun 2015, bahwa sebagian besar pembelinya adalah siswa sekolah. Astagfirullah..  Bahkan tahun lalu, degradasi moral juga terjadi di Nias Selatan, PNS melakukan aksi ciuman massal, astagfirullah..
Dunia sudah kadung terbiasa dengan budaya valentine, dimana seseorang memberi hadiah berupa bunga, surat, cokelat, atau apapun kepada orang yang tersayang. Alih-alih sebagai perayaan hari kasih sayang, valentine day berhasil menjadi ancaman kemerosotan moral generasi muda. Tetap jaga diri kalian ya, guys.

Valentine’s Day Dalam Sudut Islam
Setelah membahas tentang asal-usul dan mirisnya budaya valentine, yuk kita simak sudut pandang Islam tentang ‘hari kasih sayang’ ini. Sebagian besar materinya, penulis kutip dari laman VoA Islam aja ya guys.
1.       Seorang muslim hendaknya mengetahui bahwa budaya ini adalah ritual orang-orang non-islam. Seperti yang sebelumnya disebutkan, tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang bagi umat kristiani. Umat kristiani ya, guys, bukan muslim. Kita sebagai muslim yang berakidah dengan benar, tidaklah benar membantu menyiarkan mereka ahkan sampai kut merayakannya karena hari valentine termasuk hitungan Syara’, minhaj (jalan agama) dan manasik (tata cara beribadah).  Ingat kan, hari raya ini asalnya diperuntukkan untuk dewa-dewa Romawi, hati-hati lho, guys, bisa-bisa kamu jadi menyekutukan Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tiap-tiap umat di antara kamu (umat Muhammad SAW dan umat-umat sebelumnya), kami berikan aturan dan jalan yang terang” (QS. Al-Maaidah : 48)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa:
“…Karena sesungguhnya menyepakati dalam seluruh hari raya itu adalah menyepakati dalam kekufurannya. Dan menyepakati sebagian cabangnya adalah menyepakati dalam sebagian cabang kekufurannya. Bahkan hari raya itu adalah termasuk yang paling spesifik dari apa yang menjadi ciri syariat-syariat, dan yang paling nyata dari apa yang menjadi simbol-simbolnya. Maka menyepakatinya adalah menyepakati syariat kekafiran yang paling khusus dan simbol kekafiran yang paling nyata. Maka tidak diragukan lagi bahwa menyepakati hal ini sungguh telah berakhir pada kekafiran dalam garis besar..” (Iqthidaus Shiratil Mustaqim 1/207).
Duh, jangan lagi deh melakukan tasyabbuh (penyerupaan terhadap mereka) seperti itu, sungguh Allah SWT melarang seorang muslim untuk menyerupai mereka dan menaruh cinta kepada mereka. Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut”. (HR. Ahmad)
2.       Merayakan hari valentine juga mendorong seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang dilarang oleh syariat kepada lawan jenis yang tidak halal baginya.Meskipun tidak sampai pada tindakan perzinaan, tetapi ia akan mendekatkan seseorang pada hal tersebut, padahal di dalam Islam melakukan tindakan yang mendekatkan diri pada perbuatan zina saja dilarang apalagi yang jelas terang-terangan melakukan zina. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ 32).
Dan orang-orang yang saling mencintai itu, yang telah jelas cinta mereka tidaklah dilandasi dengan kecintaan mereka kepada Allah. Kalau mereka mengaku cinta kepada Allah maka mereka tidak mungkin meniti jalan cinta yang keji ini. Cinta mereka tidak lebih dari cinta yang semu dan menyengsarakan. Kalau memang cinta, hayuk atuh didatangi walinya dan diakadkan J
3.       Islam adalah agama yang dirahmati oleh Allah SWT dan Islam adalah satu-satunya agama yang mengonsep cara berkasih sayang sesama manusia dengan baik. Dalam Islam seluruh hari adalah hari kasih sayang. Dan kasih sayang dalam Islam adalah kasih sayang yang dilandaskan kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya. Jauh sebelum kamu mengenal cinta dari dia, bukankah Islam sudah mengenalkan cinta kepadamu melalui orang tuamu dan keluargamu? Islam juga menyuruh kita untuk menyayangi kedua orang tua kita, bukan? Bahkan mendurhakainya adalah satu dari beberapa dosa besar, dan pelakunya harus bertobat. Begitu ‘Romantisnya’ Islam ketika dua orang yang saling mencintai karena Allah dimasukkan ke dalam satu dari tujuh golongan yang Allah berikan naungan kelak di hari kiamat yang tiada naungan selain naungan Allah. Subhanallah! Begitu indahnya Islam dan begitu sempurnanya syariat Islam, lantas mengapa kita masih mengambil dan mentaklid syariat yang berasal dari luar Islam?

Sikap Muslim Dalam Valentine’s Day
Dikutip dari Solihin dalam bukunya Jangan Jadi Bebek, banyaknya orang-orang yang merayakan Valentine’s Day bukan berarti acara tersebut sah atau legal. Sah atau legalnya acara tersebut bukan bergantung dari banyaknya orang melakukan perbuatan tersebut. Tidak juga bergantung dari selera kamu sebagai manusia yang memandang persoalan hanya dari ukuran erasaan dan pikiran semata, suka atau tidak suka. Tapi, seluruhnya disandarkan kepada ajaran-ajaran Islam. Islam lah yang menjadi patokannya.
Sebagai seorang pemuda muslim, sebaiknya tidak mengikuti budaya yang tidak jelas juntrungannya. Terlebih, Valentine’s Day merupakan produk peradaban Barat yang sekuler, yang memisahkan antara agama dengan kehidupan.  Valentine’s Day hanya sebuah sarana peradaban Barat yang terbilang maju dan mendegradasi moral pemuda Indonesia, terutama pemuda muslmim.
Ada baiknya kita merenungkan pernyataan sosiolog muslim yang terkenal, Ibnu Khaldun, “Yang kalah cenderung mengekor yang menang dari segi pakaian, kendaraan, dan bentuk senjata yang dipakai. Malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk dalam masalah ini adalah mengikuti adat istiadat mereka, bidang seni; seperti seni lukis dan seni pahat (patung berhala), baik di dinding-dinding, pabrik-pabrik, maupun di rumah-rumah”.

Comments